Bibit atau starter
merupakan suatu populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis
yang siap diinokulasikan pada media fermentasi. Mikroba pada starter
tumbuh dengan cepat dan fermentasi segera terjadi. Dalam industry nata
de coco, Pembuatan bibit nata de coco dimaksudkan untuk memperbanyak
jumlah bakteri pembentuk nata yaitu Acetobacter xylinum yang
dimanfaatkan untuk membantu fermentasi air kelapa. Pembuatan bibit nata
biasanya dalam jumlah yang cukup banyak dan disimpan dalam botol
transparan.
Tahapan pembuatan bibit nata de coco adalah sebagai berikut:
• Penyiapan Botol
Untuk
sanitasi botol terlebih dahulu dicuci. Botol yang digunakan adalah
botol sirup 630 ml, diusahakan tidak cacat (bibir botol tidak pecah,
retak, dan lain-lain), tidak terdapat kotoran dan minyak di dalamnya,
botol bening (transparan) dan botol warna gelap (coklat, hijau) tidak
dianjurkan karena menyulitkan untuk mengidentifikasi bibit yang baik.
Botol
yang sudah dipilih, direndam dan dicuci menggunakan sabun colek dan
air. Cara pencuciannya, basahi terlebih dahulu dengan air dan cuci
dengan sabun. Untuk menghilangkan kotoran di dalam botol, gunakan
sikat botol, kemudian dikocok-kocok sampai bersih. Untuk kotoran yang
ada di luar, digosok menggunakan sabut penggosok atau spon busa
sampai tidak terdapat lagi kotoran yang menempel.
Bilas
dengan air bersih sampai tidak ada kotoran dan busa sabun. Botol yang
telah dicuci ditempatkan di atas loyang/bak dengan posisi terbalik,
bertujuan untuk mempercepat hilangnya air sisa dari pencucian. kemudian
dijemur.
Botol
kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai betul-betul kering dan
tidak terdapat tetesan air. Setelah kering, dapat digunakan menjadi
tempat bibit. Bila botol yang sudah bersih tersebut jumlahnya banyak dan
tidak semuanya digunakan, botol dapat disimpan dalam keadaan terbalik
atau dapat juga disimpan di tempat bersih dengan menutup bibir botol
dengan kertas koran dan diikat dengan karet. Cara ini dimaksudkan untuk
menghindari kontaminasi debu yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
yang diharapkan.
• Pembuatan Bibit
Air
kelapa disaring dengan kain saring atau saringan plastik agar bersih
dari kotoran ampas kelapa, potongan daging kelapa, batok, sabut, kerikil
dan lain-lain.
Ukur
air kelapa sebanyak 20 liter, tempatkan dalam panci (email/stainless
steel) dan panaskan sampai mendidih. Selama perebusan tutup panci
dibuka. Buanglah busa yang terbentuk selama pemanasan dengan saringan
plastik. Tempatkan busa dan kotoran yang mengapung pada wadah
tersendiri.
Siapkan
bahan-bahan peramu (zat kimia) untuk bibit sambil menunggu air kelapa
mendidih. Takaran bahan kimia sesuai dengan formula tabel di atas.
Hati-hati menuangkan asam cuka glasial. Jangan tumpah dan terpercik di
mata.
Setelah
air kelapa mendidih, masukkan bahan-bahan peramu (Za dan gula )
kemudian diaduk sampai larut. Asam cuka dimasukkan paling akhir. Dalam
memasukkan cuka haru hati-hati karena akan timbul bau menyengat. Matikan
api dan angkat panci tersebut. Isilah (dengan bantuan corong dan
gelas ukur plastik ) 34 botol tersebut dengan 540 ml ramuan bibit.
Hindarkan menghirup uap panas berbau asam menyengat terus menerus.
Tutup
segera dengan lembaran kertas koran di permukaan botol. Koran sebelum
digunakan harus di jemur dan dipanaskan sebentar diatas bara api
Perlakuan ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi yang dapat
menghambat pertumbuhan Acetobacter xylinum.
Simpan
selama 7 jam sampai suhu ruangan. Buka tutup koran dan masukkan
sebanyak 60 ml cairan dari botol bibit biakan murni yang telah
disediakan. Gunakan corong dan takaran untuk membagi. Satu botol bibit
biakan 600ml untuk 10 botol. Lakukan dengan cepat dan aseptis untuk
menghindari kontaminasi. Jangan ada cairan yang tercecer atau tumpah.
Tutup
botol dengan potongan koran ukuran 7x7 cm dan ikat dengan karet.
Botol yang telah diinokulasi dengan biakan murni disimpan (inkubasi)
selama 6 hari (di ruang yang tidak terkena langsung sinar matahari
dengan suhu ruang 28 0 -32 0C). perlu diingat disini yaitu potongan
koran juga harus dipanaskan. Masukkan dalam oven suhu 100 0C selama 10
menit. Botol, dan Koran dipanaskan disamping menghilangkan kadar air
juga dilakukan untuk sterilisasi menghilangkan mikroorganisme yang
terdapat pada botol ataupun Koran.
Setelah
diinkubasi selama 6 hari, bibit tersebut dapat digunakan untuk
inokulasi media pembuatan nata lempeng. Lakukan sortasi sebelum
digunakan untuk bibit nata lempeng. Satu botol (600 ml) digunakan untuk
lima loyang (5 liter). Rata-rata tiap loyang diberikan bibit sebanyak
120 ml.
Kriteria
bibit yang baik yaitu terbentuknya lapisan nata pada permukaan cairan,
tidak terdapat jamur dan tidak terdapat ruang kosong antara lapisan nata
dengan cairan. Bibit tersebut dapat dikembangkan kembali sampai 8
kali. Berdasarkan pengalaman, bibit dapat bertahan sampai 5 bulan.
Gunakan biakan baru apabila hasil nata lempeng tipis.
http://mbolexs.blogspot.com
http://mbolexs.blogspot.com